BAB IV
PERLAKUAN SELAMA MASA
STARTER, GROWER DAN FINISHER
A. STARTER (0-30 HARI
atau bobot 38gram sampai 300 gram)
Kebutuhan ayam usia starter adalah pakan
berprotein 21-23% dan energi 3000 kCal/kg, suhu ideal 30-32 derajat C dan 28-30
derajat C, lingkungan yang bersih, nyaman.
Kontrol kandang perlu dilakukan setiap saat.
Tidak hanya setiap hari. Tapi setiap 3 jam sekali. Tujuannya agar kenyamanan
doc tetap terjaga dan meminimalkan risiko stress.
Masa starter ini bisa dibilang kunci
keberhasilan yang akan datang. Standar bobot yang harus tercapai adalah minimal:
-
60 gram di usia 7 hari
-
120 gram di usia 14 hari
-
200 gram diusia 21 hari
-
300 gram di usia 30
hari.
Jika standar minimal tersebut dapat dicapai,
besar kemungkinan masa panen akan lebih maksimal.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk masa
starter ini agar bobot bisa tercapai maksimal adalah Mengusahakan si ayam mau makan sebanyak-banyaknya. Berikan variasi
hijauan seperti daun pepaya atau daun singkong (dilayukan dulu minimal 5 jam).
Bisa diberikan utuh dengan digantung atau di cacah lembut kemudian dicampur
dengan pakannya.
Tidak lupa selalu saya mengingatkan probiotik herbal selalu digunakan. Jika
memang perlu memakai obat kimia, pakai saja tidak apa. Digunakan secara bersamaan
(dicampur jadi satu). Hal ini untuk memaksimalkan penjagaan terhadap fungsi
organ yang berimbas pada pertumbuhan, ketahanan penyakit dan bobot yang akan
diperolehnya.
B. GROWER (31-49 HARI
atau bobot 301 gram sampai 700 gram)
Masa grower atau masa pertumbuhan dan
berkembang. Dimasa ini, ayam akan lebih aktif bergerak sana sini. Terbang,
berantam, maen maen dan sebagainya. Disini lebih cenderugn pertumbuhan tulang
ketimbang daging. Kebutuhan protein akan
cenderung turun. Yakni kisaran 18.5 – 19.5 % protein dan 3100 kCal/kg Energi.
Pada masa grower ini, peternak bisa memodifikasi
pakan yang akan diberikannya. Bisa dengan campuran dedak halus atau jagung atau
nasi aking (nasi yang di keringkan) dengan komposisi menyesuaikan kebutuhan
ayam itu sendiri.
Pada masa grower ini, bobot yang perlu dicapai
adalah
- 450 gram di usia 35 hari
- 550 gram diusia 42 hari
- 700 gram diusia 49 hari
Jika standar bobot ini bisa tercapai dengan
baik, maka untuk menuju tahap finisher tentu akan lebih mudah.
Modifikasi pakan harus didasarkan pada standar
nutrisi yang dibutuhkan si ayam itu sendiri. Tidak boleh asal murah.
Pakan
Murah bukan pakan yang berharga
murah, akan tetapi pakan yang mampu diserap tubuh secara maksimal. Dalam hal
ini, jumlah serat kasar yang ada dalam kandungan bahan pakan menjadi patokan
utama, semakin kecil jumlah serat kasarnya (max 5%) maka semakin baik pula
penyerapan nutrisi pakan tersebut oleh tubuh.
Jika di daerah kita hanya tersedia bahan pakan
dengan kandungan serat yang tinggi seperti dedak halus, bekatul, bisa disiasati
dengan proses fermentasi terlebih dahulu sebelum diberikan. Bab fermentasi akan
dibahas di bab lainnya.
C. FINISHER (46-PANEN atau
bobot 701 gram – 1 kg)
Fase Finisher ini masa akhir pemeliharaan. Pada
fasa ini, dibutuhkan jumlah protein yang lebih tinggi dibandingkan grower yakni
19.5-21% dan energi 3100 kCal/kg.
Ibarat orang lari, ini lah masa penentu akhir.
Harus bisa memanfaatkan tenaga sisanya untuk lari sekencang-kencangnya. Dengan
cara apa? Ya dengan cara menyeimbangkan antara konsentrasi berlari, tenaga dan
teknik.
Dalam beternak dapat dipraktekkan juga cara
seorang pelari tersebut. Yakni dengan cara berkonsentrasi menjaga ketahanan
tubuh si ayam, menjaga kondisi agar tidak gampang sakit, mengontrol suhu
kandang, meningkatkan asupan nutrisi, mengganti pola makan si ayam agar lebih
banyak jadi daging dari pada untuk beraktifitas. Kembali lagi ditekankan untuk
penggunaan probiotik herbal.
Bobot standar minimal yang harus dicapai ketika
usia ini adalah:
-
750 gram usia 50 hari
-
850 gram usia 55hari
-
1000 gram usia 60-62 hari.
Masa-masa ini orang menganggap bahwa si ayam akan terbebas
dari penyakit, salah besar. Masa ini
kembali rentan kondisi si ayam. Karena ayam ini kembali konsentrasi kepada
pematangan organ-organ tubuhnya. Risiko terserang stres juga tinggi. dan
berdasarkan pengalaman, ketika si peternak stress, was was dengan harga
panenan, si hewan ternak juga ikut terpengaruh. Maka dari itu, peternak juga
harus mampu mengontrol diri agar tidak mudah stress yang akan berimbas pada
hewan ternaknya.
No comments:
Post a Comment